Kamis, 20 November 2014

Mengerti Rindu

Langit sore itu cerah tanpa kabut, tanpa mendung, tanpa awan...
Udara nan lembut, mengisi ruang sempit di sudut hutan...
Kilatan-kilatan cinta pun turut memeriahkan sore itu...

Hingga Rindu mulai bingung dengan keadaan...
Rindu mulai bertanya-tanya...
Rindu mulai tak sabar dengan ketidakpastian...

Banyak yang tak Rindu mengerti tentang waktu, tentang hari yang lalu... tentang denting jam, menit, bahkan detik detik yang lalu...
Banyak yang tak Rindu mengerti tentang setiap kata, sikap, candaan, tentang setiap detil tali yang ia jalin...
Banyak yang tak Rindu mengerti tentang sore cerah itu... mengapa dalam satu kedipan mata kabut telah mengisi langit... bahkan mulai menyeruak masuk hingga ruangan di sudut hutan itu...

Ketidakmengertian itupun berlanjut ..
Hingga langit tak lagi terang, matahari pun telah terbenam seutuhnya...
Bahkan bintang pun enggan untuk bergabung...

Biarlah... Biarlah Rindu tetap tak mengerti semua hal ini...
Mengertipun seakan tak berguna lagi...
Yang berlalu biarkanlah berlalu...

Cukup Rindu mengerti... Saat ini ia sedang merindu...
Merindukan Sore itu, Merindukan Cahaya itu, Merindukan Kilatan itu,
Bahkan Rindu pun merindukan Kabut itu...
Ya... inilah rindu yang kumengerti...

0 komentar:

Posting Komentar